Yang Katanya Mahasiswa

Jumat, 31 Agustus 2012 0 comments

           Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Seseorang akan dipandang derajat, status, dan martabatnya dari tingkat pendidikannya. Setiap orang pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk dirinya demi kepentingannya. Pendidikan juga memiliki tingkatan, jenjang pendidikan terdiri dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, KULIAH (baik S1, S2, dan S3). Seseorang akan dihargai dan dihormati oleh orang lain dilihat dari tingginya tingkat pendidikan yang mereka miliki.
ilustrasi pas gue paud, padahal nggak pernah
            Dari beberapa jenjang pendidikan tersebut bagi gue terdapat beberapa jenjang yang merupakan masa-masa yang menyenangkan. Mungkin bagi sebagian orang TK dan SD merupakan masa pendidikan yang menyenangkan, karena kita masih bisa bermain-main dan masih belum terlalu memikirkan kemana arah jalan hidup kita akan pergi.
            Menurut gue masa pendidikan yang paling menyenangkan adalah masa SMA atau masa putih abu-abu. Masa-masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan bagi gue, di masa itu gue mengenal beberapa hal yang belum pernah gue rasain di SD dan SMP. Gue bisa ngerasaain rasanya cinta kepada seseorang dengan tulus, bukan lagi cinta-cintaan biasa atau cinta monyet. Gue bisa tahu rasanya sakit hati. Gue bisa tahu rasanya ditolak cintanya sama orang yang paling gue cintai. Dan yang paling utama gue bisa ngerasaain dikejar-kejar guru bp karena keberandalan gue di waktu gue SMA. Masa-masa SMA udah ngasih banyak pelajaran berharga buat gue, dan emang masa-masa putih abu-abu adalah masa yang paling menyenangkan.
            Setelah lulus dari SMA gue juga sempat berpikir bahwa masa-masa kuliah adalah masa yang sama menyenangkannya dengan masa SMA. Gue sempet mikir kalau masa kuliah adalah masa dimana gue bisa santai dalam menjalani pendidikian tanpa harus memikirkan banyaknya tugas yang membelit setiap hari, tidak harus mengerjakan pr, bisa ke kampus dengan baju bebas tanpa seragam bisa masuk kuliah semau gue sendiri.
            Semua pemikiran itu gue dapet enggak lain dan nggak bukan dari acara sinetron yang tiap hari ditonton sama nyokap yang mau nggak mau gue jadi suka nonton sinetron nggak jelas sampai sekarang. Dalam sinetron digambarkan bahwa kuliah adalah suatu hal yang sangat menyenangkan di mana gue bisa bebas keluar masuk kampus dan bebas dari berbagai macam tugas yang biasa membelit gue pada saat SMA dulu.
            Semua ekspetasi gue tentang kuliah adalah suatu hal yang menyenangkan terbantahkan atau berbalik 180 derajat pada saat gue bener-bener masuk ke dalam lingkungan kuliah. Minggu pertama kuliah mungkin gue masih bisa nikmatin yang namanya kebebasan dan kesenangan dari yang namanya kuliah. Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu, dan bulan demi bulan berlalu perlahan-lahan semua pemikiran gue tentang nikmatnya masa-masa kuliah sirna sudah, enggak ada lagi kebebasan, enggak ada lagi kesenangan, enggak ada lagi bebas dari tugas maupun laporan sekarang semuanya seakan-akan terbalik. Kuliah menjadi suatu hal yang sangat tidak menyenangkan.
            Sekarang saat gue udah berhadapan langsung dengan yang namanya kuliah, kuliah menjadi sangat mengekang buat gue, nggak ada waktu luang lagi, saat gue kuliah di UGM dulu setiap hari gue dikejar-kejar deadline pengumpulan laporan yang lumayan tangan gue pegel karena gue harus menulis dengan tangan semua laporan hingga berpuluh-puluh lembar dan enggak boleh diketik, inget tulis tangan bro, bisa kebayang kan gimana jari gue keriting kaya cabe keriting.
            Kuliah di UGM dulu cukup ngebuat gue begadang tiap malem dan ngabisin berpuluh-puluh sachet kopi tiap minggunya buat temen ngerjain laporan. Walaupun dengan berbagai macam-macam tugas dan laporan yang gue hadapi saat itu jujur gue cukup menikmati kehidupan gue sebagai mahasiswa saat itu. Gue bisa mencoba semua kehidupan mahasiswa yang kata orang cukup memprihatinkan. Bagaimana enggak memprihatinkan gue pernah ngerasaain sehari cuma makan sekali itupun hanya sekedar indomie rebus yang gue beli di warung saking gue nggak punya duit saat itu. Berangkat kuliah enggak mandi dengan muka dan rambut masih-acak-acakan juga pernah gue rasain. Ceritanya saat itu karena gue dikejar deadline pengumpulan laporan yang harus dikumpulkan besok pagi, malamnya gue begadang sampai jam 5 pagi padahal gue harus berangkat kuliah jam 7 pagi. Gue yang saat itu cape ngerjain laporan, ketiduran di atas meja belajar diatas tumpukan kertas-kertas laporan yang harus gue kumpulin ke dosen hari itu.
            Gue terbangun saat alarm handphone gue berbunyi. Gue yang saat itu masih sangat mengantuk dan nyawa gue belum kumpul semua dengan malas-malasan bangun sambil kucek-kucek baju, eh mata dan melihat jam. Gue kaget setengah mati pas ngelihat jam di dinding kamar kosan gue yang berwarna biru menunjukan pukul 07.05 WIB. Damn!!! Gue telat, gue harus buru-buru berangkat karena dosen gue hari itu killernya minta ampun, tanpa pikir panjang karena pemikiran gue selalu pendek dan tanpa cuci muka dan gosok gigi gu langsung berangkat menuju kampus dengan menggunakan motor gue.
            Sampai di kampus yang jaraknya cukup dekat dengan kosan, gue langsung lari menuju kelas gue yang berada di lantai 5 gedung baru. Gue buru-buru masuk lift biar bisa cepet sampai ke atas. Di dalam lift gue bareng dengan serombongan cewek-cewek cantik yang sangat modis dan harum sekali berbeda sekali dengan gue yang baru bangun dengan muka masih pucet dan rambut berantakan tanpa disisir, gue taksir mereka itu mahasiswi semester akhir yang lagi ngerjain skripsi kelihatan dari banyaknya buku dan lembaran kertas yang mereka bawa di tangan mereka.
            Segerombolan cewek tersebut senyum-senyum liat gue yang saat itu berdiri di pojokan lift yang dikerumuni oleh cewek-cewek cantik. Gue ngerasa ada yang enggak beres pada diri gue, ya emang si gue nggak beres, belum mandi, belum cuci muka, belum gosok gigi jadi pantas buat mereka senyum-senyum jijik ngelihat keadaan gue saat itu. Tapi pandangan mereka lain mereka enggak memandangi wajah gue yang saat itu keliatan kaya mahasiswa aneh yang baru keluar dari kandang monyet afrika gara-gara rebutan kacang yang dilempar orang-orang dari luar kandang. Pandangan mereka tertuju ke arah bawah yang ngebuat gue agak curiga. Jangan-jangan burung gue keluar dari sangkarnya atau mungkin sangkar burung gue terbuka yang mengundang orang-orang untuk melihat keanggunan burung gue ini. Benar saja saat gue ngelihat ke bawah gue lupa naikin resleting celana skinny gue yang berakibat kolor bergambar bunga-bunga berwarna hijau dan kuning keluar sedikit dan terlihat, ini mungkin efek dari gue yang buru-buru berangkat kuliah karena taku telat sehingga gue enggak ngecek bagian-bagian yang seharusnya dilindungi menurut instruksi Menteri Lingkungan Hidup yaitu “Setiap warga Negara berhak melindungi mahkluk yang lemah” ataupun mengikuti instruksi Menteri Kesehatan “Setiap warga wajib ikut serta dalam mencegah terjangkitnya virus flu burung”.
            Gue yang saat itu malu tingkat lanjutan langsung menutupi selangkangan gue dengan kedua tangan yang di ikuti dengan gelak tawa dari gerombolan cewek-cewek cantik tadi. Gue buru-buru keluar dari lift karena malu dan juga takut di perkosa oleh lima orang cewek cantik di dalem lift. Sampai si depan kelas gue melihat dosen udah ada di dalem kelas, gue yang saat itu udah kepalang tanggung dengan percaya diri membuka pintu kelas dan memberanikan diri untuk masuk kedalam kelas. Saat gue membuka pintu seluruh isi kelas membalikan wajah mereka dan menatap penuh rasa penasaran siapa orang yang berani-beraninya masuk kelas setelah telat pada mata kuliah dosen yang sangat killer.
            “Siapa kamu?” Tanya dosen gue kepada gue.
            “Ganang Yogyasworo Purbo pak, mahasiswa bapak, maaf pak saya telat” jawab gue.
            “Kenapa kamu baru masuk sekarang kamu tahu kamu telat berapa menit?”
            “Maaf pak saya bangun kesiangan karena semalam saya mengerjakan laporan praktikum mata kuliah bapak, saya telat 15 menit pak”
            “Ya sudah silahkan duduk, lain kali kalau kamu telat minimal cuci muka dulu atau mandi, kasihan temen-temen kamu”
            “Iya pak” diiringi suara ketawa seluruh mahasiswa satu kelas, yang ngebuat gue malu buat berangkat kuliah lagi.
            “Mana laporan kamu kumpulkan sekarang kedepan, yang lain sudah mengumpulkan”
            Gue membuka backpack gue dan mengambil lembaran kertas laporan gue yang semalaman gue kerjain. Ada keanehan pada saat gue mengambil laporan gue, secara ajaib ada sebuah bercak noda berbentuk peta pulau Kalimantan yang tercetak di halaman sampul laporan gue yang berwarna biru. “Ya Tuhan cobaan apalagi ini?” Gue coba untuk mengendus-endus noda apa yang tercetak di laporan gue, dan benar saja itu adalah iler gue, gue inget semalam gue ketiduran di meja belajar beralaskan kertas laporan yang udah gue selesaikan.
            Bagaimanapun gue harus tetep ngumpulin laporan itu sekarang, nggak peduli ada noda iler ataupun air ketuban ibu-ibu hamil gue harus tetep ngumpulin laporan itu sekarang juga. Gue berjalan menuju meja dosen gue yang sedang menerangkan materi kuliah dan menaruh laporan gue di tumpukan paling bawah dari laporan-laporan milik mahasiswa lain dengan maksud agar paling nggak menyamarkan bau iler gue di laporan tersebut.
            Jadi buat bapak dosen gue yang budiman walaupun namanya bukan budiman, kaya bus malam patas ac, saya minta maaf bila pada saat bapak mengkoreksi laporan saya bapak mencium bau-bau ketek gorilla bunting di kertas laporan saya, saya sebagai mahasiswa bapak yang pernah bapak permalukan di kelas saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga hidung bapak tidak apa-apa setelah mencium bau iler saya. Sekali lagi pak saya minta maaf karena saya hanyalah seorang mahasiswa konyol yang mencoba dewasa.

0 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ama(s)tory | TNB