Untuk Kamu

Jumat, 06 Februari 2015 0 comments
Untuk kamu........

Untuk kamu yang setiap pagi dengan lancangnya membangunkan tidurku lebih awal dari jam tubuhku lewat kilasan bayangmu yang selalu terlintas dalam memori otak ku.
Untuk kamu yang selalu ku tunggu balasan pesan darimu yang selalu membuatku terganggu akan suara detik jam tanganku berharap secepatnya mendapat balasan kabar darimu.
Untuk kamu yang tiap sinar rembulan pergi dan berganti dengan sinar matahari pagi yang menerangi selalu tak bosan-bosannya diriku memberi ucapan selamat pagi walau sekarang jarang ku terima balasmu lagi.
Untuk kamu, ya kamu. Kamu yang telah memberiku sesuatu dalam bentuk semu yang entah aku pun tak tahu apa itu, yang membuatku selalu malu untuk mengeluh dan gusar akan semua masalah yang datang menerpaku.
Untuk kamu yang perlahan sejak mengenalmu memberikan arah baru dalam hidupku, percaya atau tidak setelah aku bertemu dengan dirimu, kamu menuntunku menuju pribadi baru yang selalu ingin lebih baik untuk diriku sendiri dan untuk dirimu.
Untuk kamu.....
Aku masih ingat setiap detil awal pertemuan kita. Aku masih ingat senyum manis yang tersungging di bibir mungilmu. Aku masih ingat bahasa tubuhmu, cara berjalanmu, tatapan indah matamu yang tersembunyi dari bingkai kacamatamu. Aku masih ingat cara berbicaramu, nada dan intonasi suaramu pada saat bincang pertama kita yang masih terdapat sebongkah besar rasa canggung dan malu-malu pada diriku. Aku suka semua detail saat-saat awal pertemuan kita. Namun ada satu yang sangat membekas dari kamu yang sampai saat ini ingin aku ulang kembali langsung di hadapanmu. Senyum manis yang menghias di bibirmu yang membuatku rindu.
Untuk kamu.....
Untuk kamu yang setiap waktu ingin ku ketahui kabarmu, kesehatanmu, kegiatanmu yang terkadang membuatku lupa akan kesehatan dan kegiatanku.
Untuk kamu yang setiap saat terlintas dalam pikiranku tanpa atau dengan sebab ataupun alasan, walau aku tak tahu apakah kamu pun memikirkanku.
Untuk kamu yang sekarang tak bisa kutatap wajahnya langsung dan hanya melihatmu lewat layar handphone ku setiap ku ingin bertemu.
Untuk kamu seorang gadis yang ingin aku lihat setiap hari, apakah itu dirimu?
Untuk kamu yang telah membuatku bisa tersenyum di saat merasa senang, merasa kegirangan, merasa resah dan merasa takut kehilangan akan hadirnya dirimu.
Untuk kamu yang membuatku rela melakukan apapun agar kau kembali tersenyum saat awan sedih mulai menghelayuti wajah cerahmu.
Untuk kamu yang selalu membuatku tersenyum sendiri saat melihat namamu muncul di layar handphone ku.
Untuk kamu.....
Maafkan aku bila mungkin diriku terlalu lancang telah membayangkan dan menginginkan hal-hal indah yang akan aku lalui denganmu kelak. Aku mau di setiap pagi mataku terbuka hal pertama yang kulihat adalah senyum manis di bibirmu yang terbaring di sampingku. Aku mau namamu yang ku sebut dengan satu hembusan nafas dalam sebuah ikrar suci sehidup semati. Aku mau kita tumbuh bersama menuju tujuan yang telah kita tentukan sebelumnya. Aku mau tanganmu yang ku genggam di saat kau berjuang melawan rasa sakit yang teramat sangat saat melahirkan putra-putri kita. Aku mau pundak ku lah yang menjadi sandaran kepalamu dan mendengarkan ceritamu saat kamu bersedih. Aku mau menjadi orang pertama yang kau peluk saat kau bahagia akan keberhasilanmu. Aku mau menghabiskan hidupku yang biasa ini menjadi luar biasa bersama dirimu. Aku mau aku lah orang yang kau rindukan disaat kau merasa sepi dalam kesendirianmu. Aku mau kamu lah orang yang paling merasa kehilangan disaat ragaku terbujur kaku terbungkus kain putih di acara pemakamanku. Aku mau, ya aku mau. Aku mau kau menjadi rumah untukku, sehingga sejauh apapun kaki ku melangkah aku pasti akan kembali padamu.
Untuk kamu.....
Untuk kamu yang akhir-akhir ini jarang membalas pesanku, entah karena kesibukan atau kebosananmu terhadap perhatianku.
Untuk kamu yang membuat optimisku berubah menjadi ragu dengan sikap dinginmu.
Untuk kamu yang tak ku tahu apakah hanya diriku atau ada seseorang lain yang ada pikiranmu.
Untuk kamu yang mungkin salah aku artikan semua sikapmu menjadi sebuah harapan yang besar untukku.
Untuk kamu yang membuatku cemburu tanpa alasan walaupun tidak ada hubungan apapun antara aku dan kamu.
Untuk kamu.....
Sebelum bertemu denganmu, aku mengandaikan hidupku seperti secangkir kopi hitam pahit tanpa gula. Hari-hari sebelum bertemu denganmu lidahku sudah terbiasa mencecap rasa pahit cangkir kopi ku. Aku terlalu takut untuk merasakan rasa manis yang dulu pernah aku rasakan, rasa manis yang terlalu manis dan sedikit memuakan. Ketika rasa manis itu pergi, apa yang terjadi, aku harus berjuang sendiri membiasakan lidahku mencecap rasa pahit yang terasa getir di lidah. Butuh waktu lama untukku bisa menerima rasa pahit dalam cangkir kopiku setelah diriku terlena akan rasa manis yang diberikan dalam cangkir kopiku. Kini, saat diriku bertemu denganmu, kamu bagaikan sebongkah gula yang dengan lancang masuk ke dalam cangkir kopi pahitku yang selalu ku suka. Kali ini berbeda lidahku tidak memberontak akan rasa manis yang kamu berikan, aku suka itu, rasa manis yang pas dan tidak memuakan, lidahku candu dengan rasa manis yang kau berikan. Perlahan rasa manis menggantikan rasa kopi pahit yang selalu ku suka. Aku mau kamu selamanya memberikan rasa manis itu dan tak membiarkan lidahku harus berjuang membiasakan rasa pahit lagi karena kamu pergi dengan rasa manismu. Aku mau kamu selamanya menjadi gula dalam cangkir kopi hitam pahitku agar tak melulu rasa pahit yang aku rasakan.
Untuk kamu.....
Mungkin saat ini kita tak bisa bertemu, kita terhalang jarak dan zona waktu. Tapi aku percaya dan kamu pun harus percaya  bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu, aku sudah lama menunggu agar kita bisa bertemu dalam waktu dan kondisi yang tepat sehingga aku bisa bercerita semua perasaanku padamu, perasaan yang terus tumbuh dari awal kita bertemu. Perasaan yang berawal dari ketertarikan kepadamu menjadi perasaan baru yang ingin ku bagi denganmu. Mungkin mereka berkata perasaanku ini hanya rasa yang semu, hanya rasa yang muncul tiba-tiba dan sementara. Kalau mereka benar perasaanku ini hanya rasa yang muncul sementara, kenapa perasaanku padamu bertahan begitu lama dan terus bertumbuh. Aku pun tak tahu jawaban atas pertanyaan itu. Mungkin sekarang aku belum bisa menemuimu, berada di sampingmu, ada di setiap saat kau membutuhkanmu.
Tetapi, untuk kamu..... Maukah kamu menungguku hingga tiba saat itu.

Teruntuk dirimu.... Yang ku mau.

0 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ama(s)tory | TNB