Inward

Kamis, 17 September 2015 0 comments
Pernahkah dari kalian mendengar orang-orang berkata "Kenapa harus ada hal yang menyedihkan kalo bahagia lebih menyenangkan" ataupun "Kenapa harus ada hal atau sifat buruk kalau ada yang lebih baik". Sebuah pertanyaan yang menurut saya memiliki berbagai macam jawaban atau pun tidak ada jawabannya sama sekali untuk orang yang malas menjawabnya.
Begitu pula dengan sifat dan perilaku seseorang, ada yang baik ada pula yang kurang baik. Kenapa tidak menggunakan kata buruk, bukankah lawan kata baik adalah buruk, dan kenapa lebih menekankan ke istilah kurang baik? Karena saya meyakini di dunia ini tidak ada seseorang yang di dalam diri dan hati nuraninya tidak memiliki sedikitpun sifat baik.
Lalu bagaimana orang bisa di cap sebagai seseorang baik dan yang kurang baik? Apakah kita hanya melihat dari tingkah laku, pergaulan, sikap, teman, atau bahkan bahan bincangan pada obrolannya? Saya rasa belum ada metode atau cara yang pas untuk menilai atau memberi cap kepada seseorang tanpa tahu orang itu sebelumnya. Apakah semudah itu kita menilai seseorang? Apakah semudah itu kita memberi cap positif dan negatif pada seseorang? Apakah hanya berkaca dari tingkah laku, sikap dan cara bicara seseorang atau bahkan dari deskripsi orang lain kita bisa menilai seseorang? Menurut saya tidak semudah dan se simple itu menilai seseorang.
Seperti pepatah yang sudah sangat umum kita dengar bahkan mungkin sebagian orang membuatnya sebagai bahan candaan. Jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Jangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja, baik dari fisik dan tingkah laku nya. Seseorang yang berpenampilan baik secara fisik, bergaul dengan orang-orang yang baik dan cara berbicara yang baik akan dengan mudah dinilai sebagai orang baik, begitu pun sebaliknya, seseorang yang berpenampilan semaunya sendiri, tingkah lakunya selengekan dan mengerti hal-hal yang berbau negatif akan dengan mudahnya pula dinilai sebagai seseorang yang kurang baik.
Baik maupun kurang baik sebenernya hanya cap seseorang yang diberikan seseorang yang menilai nya, setiap penilaian seseorang pun berebeda-beda, karena tidak semua orang memiliki pandangan yang sama. Tergantung dari cara seeorang melihat dan menilai seseorang. Bagi saya sendiri, saya baru bisa menilai seseorang apabila sudah benar-benar mengenal orang tersebut dengan baik, tidak hanya dari tampilan fisik, perilaku dan kebiasaan orang tersebut. Saya harus benar-benar tahu keseharian dan kenal baik dengan orang itu.
Namun kebanyakan yang saya temui sekarang orang menilai seseorang hanya dari kesan pertama dia meihat orang tersebut, jika saat kesan pertama orang itu begitu memiliki tampilan fisik yang baik, santun, dan perilakunya baik maka dengan mudahnya orang akan menilai seseorang itu adalah orang baik. Sebaliknya jika pada kesan pertama orang tersebut terkesan nakal, slengekan, kurang baik perilaku dan cara bicaranya maka orang tersebut akan dengan mudahnya pula dicap sebagai orang yang kurang baik.
Bahkan terkadang banyak yang langsung menjustifikasi seseorang lebih baik dari orang lain. Lalu bagaimana dengan orang yang memang perilaku nya terkesan slengekan dan kurang baik, apakah dia pasti kurang baik. Bagaimana kalau itu memang gaya tubuhnya saja karena memang tidak bisa diam dan selalu ingin menjadi pusat perhatian, atau itu memang cara dia agar mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Yang perlu diingat disini perilaku seperti itu bukan berarti tidak bisa sopan atau menghargai orang lain. Mungkin di luar atau jika dengan lingkungan teman-temannya terlihat slengekan, tapi apabila dengan orang tua nya atau dengan orang yang lebih tua dia tetap menghormati dan tetap bisa menjaga sopan santun.
Lalu apakah orang yang selalu didepan kita terihat baik tidak memiliki hal yang kurang baik di dalam dirinya? Iya emang ada orang yang benar-benar baik, bahkan sangat baik, bahkan terkadang kita merasa minder jika harus berhadapan dengannya. Yang dianggap tidak adil disini adalah seseorang yang dinilai baik pada kesan pertama dan orang yang dinilai kurang baik pada kesan pertama. Orang yang dari awal di cap sebagai seseorang yang baik akan selalu dinilai baik dalam setiap perilakunya, walaupun ada kalanya dia melakukan hal yang kurang baik, orang lain akan tetap menilai dia orang yang baik karena mereka tidak akan percaya dia melakukan hal tersebut. Sedangkan untuk orang yang dari awal sudah di cap sebagai seseorang yang kurang baik maka segala sesuatu yang dia lakukan pun akan di anggap sebagai sesuatu hal yang kurang baik pula, bahkan ketika orang itu melakukan hal yang baik orang lain tidak akan percaya dia melakukannya, ataupun pada saat dia akan mencoba menjadi seseorang yang lebih baik lagi orang lain akan menanggapinya dengan tertawaan dan menganggap ucapannya sebagai candaan atau lelucon.
Untuk diri sendiri.
Pernahkan kamu merasakan atau mengerti perasaan seseorang yang kamu nilai kurang baik?
Kalau tidak pernah kenapa kamu dengan beraninya menilai seseorang itu kurang baik hanya karena perilakunya? Apa kamu tidak pernah sedikitpun ingin tahu apakah dibalik sikap dan perilaku nya itu ada hal baik yang sebenarnya bisa membuatnya terlihat lebih baik di mata kamu?
Lalu bagaimana tanggapan dan penilaian orang terhadap dirimu? Apakah kamu masuk ke pihak orang yang baik, atau kamu sama kurang beruntungnya dengan saya yang di cap sebagai rang yang kurang baik. Tapi jangan sedih, saya masih yakin kalau di dalam dirimu masih ada sisi baik karena menurut saya sifat baik tidak akan pernah lupa Tuhan berikan untuk semua ciptaannya.
Ya karena memang kita tidak bisa menilai diri kita sendiri, orang lain lah yang bisa menilai kita. Kita sebagai orang yang dinilai pun harus menerima apapun penilaian orang lain untuk diri kita, yang baik maupun yang kurang baik, karena kita tidak bisa memaksakan kehendak orang lain untuk kita sendiri. Yang bisa kita lakukan adalah mempertahankan penilaian baik orang lain untuk kita dan memperbaiki penilaian kurang baik orang lain kepada kita sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Bukankah melihat keburukan seseorang terlebih dahulu dan setelah lebih dekat dan tahu dengannya kita menemukan hal baik pada dirinya lebih baik dari ada kita melihat kebaikan seseorang terlebih dahulu kemudian setelah dekat dengannya kita menemukan banyak keburukannya. Karena kebaikan yang dibuat-buat akan hilang seiring masanya dan akan muncul sifat kurang baik yang sebenarnya ada pada dirinya.
Untuk orang yang menjustifikasi seseorang kurang baik, dan lebih baik dirinya dari pada orang itu, percayalah sesungguhnya kami yang kalian anggap kurang baik memiliki sifat yang baik pula. Mungkin kami kurang baik, dan ya kami mengakuinya, tapi jangan lalu memberi cap kalau kami tidak akan pernah menjadi baik. Bahkan Allah yang menciptakan kami pun percaya kelak umatnya akan menjadi hamba yang baik.

0 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Ama(s)tory | TNB